Kamis, 05 November 2020

fathul qorib2 bersuci

 ﻛﺘﺎﺏ ﺃﺣﻜﺎﻡ ﺍﻟﻄﻬﺎﺭﺓ 

ﻭﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻟﻐﺔ ﻣﺼﺪﺭ ﺑﻤﻌﻨﻰ ﺍﻟﻀﻢ ﻭﺍﻟﺠﻤﻊ، ﻭﺍﺻﻄﻼﺣﺎً ﺍﺳﻢ ﻟﺠﻨﺲ ﻣﻦ ﺍﻷﺣﻜﺎﻡ، ﺃﻣﺎ ﺍﻟﺒﺎﺏ ﻓﺎﺳﻢ ﻟﻨﻮﻉ ﻣﻤﺎ ﺩﺧﻞ ﺗﺤﺖ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺠﻨﺲ، ﻭﺍﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﺑﻔﺘﺢ ﺍﻟﻈﺎﺀ ﻟﻐﺔ ﺍﻟﻨﻈﺎﻓﺔ، ﻭﺃﻣﺎ ﺷﺮﻋﺎً ﻓﻔﻴﻬﺎ ﺗﻔﺎﺳﻴﺮ ﻛﺜﻴﺮﺓ، ﻣﻨﻬﺎ ﻗﻮﻟﻬﻢ ﻓﻌﻞ ﻣﺎ ﺗﺴﺘﺒﺎﺡ ﺑﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ، ﺃﻱ ﻣﻦ ﻭﺿﻮﺀ ﻭﻏﺴﻞ ﻭﺗﻴﻤﻢ ﻭﺇﺯﺍﻟﺔ ﻧﺠﺎﺳﺔ، ﺃﻣﺎ ﺍﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﺑﺎﻟﻀﻢ ﻓﺎﺳﻢ ﻟﺒﻘﻴﺔ ﺍﻟﻤﺎﺀ . ﻭﻟﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺁﻟﺔ ﻟﻠﻄﻬﺎﺭﺓ، ﺍﺳﺘﻄﺮﺩ ﺍﻟﻤﺼﻨﻒ ﻷﻧﻮﺍﻉ ﺍﻟﻤﻴﺎﻩ ﻓﻘﺎﻝ : ‏( ﺍﻟﻤﻴﺎﻩ ﺍﻟﺘﻲ ﻳﺠﻮﺯ ‏) ﺃﻱ ﻳﺼﺢ ‏( ﺍﻟﺘﻄﻬﻴﺮ ﺑﻬﺎ ﺳﺒﻊ ﻣﻴﺎﻩ ﻣﺎﺀ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ‏) ﺃﻱ ﺍﻟﻨﺎﺯﻝ ﻣﻨﻬﺎ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻤﻄﺮ ‏( ﻭﻣﺎﺀ ﺍﻟﺒﺤﺮ ‏) ﺃﻱ ﺍﻟﻤﻠﺢ ‏( ﻭﻣﺎﺀ ﺍﻟﻨﻬﺮ ‏) ﺃﻱ ﺍﻟﺤﻠﻮ ‏( ﻭﻣﺎﺀ ﺍﻟﺒﺌﺮ ﻭﻣﺎﺀ ﺍﻟﻌﻴﻦ ﻭﻣﺎﺀ ﺍﻟﺜﻠﺞ ﻭﻣﺎﺀ ﺍﻟﺒﺮﺩ ‏) ﻭﻳﺠﻤﻊ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺴﺒﻌﺔ ﻗﻮﻟﻚ : ﻣﺎ ﻧﺰﻝ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺃﻭ ﻧﺒﻊ ﻣﻦ ﺍﻷﺭﺽ ﻋﻠﻰ ﺃﻱ ﺻﻔﺔ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺃﺻﻞ ﺍﻟﺨﻠﻘﺔ 

Kitab Hukum Bersuci 

Kitab menurut bahasa berarti mengumpulkan. Sedangkan menurut istilah adalah kumpulan dari beberapa hukum. Pengertian Thoharoh berasal dari kata annazhofat 
( ﺍﻟﻨﻈﺎﻓﺔ)
 yang berarti bersuci. Sedangkan menurut istilah artinya suatu perbuatan yang menjadikan sahnya shalat seperti wudhu, mandi, tayamum, dan menghilangkan najis.
 sedangkan tuharot
 (ﺍﻟﻄﻬﺎﺭﺓ)
 berarti alat untuk bersuci. Tujuh Macam Air Suci Air yang sah di gunakan untuk toharoh ada 7: Air langit(air yang turan dari langit/air hujan) Air laut(air asin) Air sungai (air tawar) Air mata air(air yang keluar dari bumi) Air salju/air es Air sumur Air embun Ketujuh air itu di katakan air yang turun dari langit dan keluar dari bumi dari beberapa sifat asal terciptanya air tersebut. 

‏(ﺛﻢ ﺍﻟﻤﻴﺎﻩ ‏) ﺗﻨﻘﺴﻢ ‏( ﻋﻠﻰ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺃﻗﺴﺎﻡ ‏) ﺃﺣﺪﻫﺎ ‏( ﻃﺎﻫﺮ ‏) ﻓﻲ ﻧﻔﺴﻪ ‏(ﻣﻄﻬﺮ ‏) ﻟﻐﻴﺮﻩ ‏(ﻏﻴﺮ ﻣﻜﺮﻭﻩ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻟﻪ، ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺍﻟﻤﻄﻠﻖ ‏) ﻋﻦ ﻗﻴﺪ ﻻﺯﻡ ﻓﻼ ﻳﻀﺮ ﺍﻟﻘﻴﺪ ﺍﻟﻤﻨﻔﻚ، ﻛﻤﺎﺀ ﺍﻟﺒﺌﺮ ﻓﻲ ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻄﻠﻘﺎً ‏( ﻭ ‏) ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ‏(ﻃﺎﻫﺮ ﻣﻄﻬﺮ ﻣﻜﺮﻭﻩ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻟﻪ ‏) ﻓﻲ ﺍﻟﺒﺪﻥ ﻻ ﻓﻲ ﺍﻟﺜﻮﺏ‏( ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺍﻟﻤﺸﻤﺲ ‏) ﺃﻱ ﺍﻟﻤﺴﺨﻦ ﺑﺘﺄﺛﻴﺮ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻓﻴﻪ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻳﻜﺮﻩ ﺷﺮﻋﺎً ﺑﻘﻄﺮ ﺣﺎﺭ ﻓﻲ ﺇﻧﺎﺀ ﻣﻨﻄﺒﻊ، ﺇﻻ ﺇﻧﺎﺀ ﺍﻟﻨﻘﺪ ﻟﺼﻔﺎﺀ ﺟﻮﻫﺮﻫﻤﺎ، ﻭﺇﺫﺍ ﺑﺮﺩ ﺯﺍﻟﺖ ﺍﻟﻜﺮﺍﻫﺔ، ﻭﺍﺧﺘﺎﺭ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﻋﺪﻡ ﺍﻟﻜﺮﺍﻫﺔ ﻣﻄﻠﻘﺎً، ﻭﻳﻜﺮﻩ ﺃﻳﻀﺎً ﺷﺪﻳﺪ ﺍﻟﺴﺨﻮﻧﺔ ﻭﺍﻟﺒﺮﻭﺩﺓ ‏(ﻭ ‏) ﺍﻟﻘﺴﻢ ﺍﻟﺜﺎﻟﺚ ‏( ﻃﺎﻫﺮ ‏) ﻓﻲ ﻧﻔﺴﻪ ‏(ﻏﻴﺮ ﻣﻄﻬﺮ ‏) ﻟﻐﻴﺮﻩ ‏( ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺍﻟﻤﺴﺘﻌﻤﻞ ‏) ﻓﻲ ﺭﻓﻊ ﺣﺪﺙ ﺃﻭ ﺇﺯﺍﻟﺔ ﻧﺠﺲ ﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺘﻐﻴﺮ، ﻭﻟﻢ ﻳﺰﺩ ﻭﺯﻧﻪ ﺑﻌﺪ ﺍﻧﻔﺼﺎﻟﻪ ﻋﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﺑﻌﺪ ﺍﻋﺘﺒﺎﺭ ﻣﺎ ﻳﺘﺸﺮّﺑﻪ ﺍﻟﻤﻐﺴﻮﻝ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺎﺀ . ‏( ﻭﺍﻟﻤﺘﻐﻴﺮ ‏) ﺃﻱ ﻭﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻘﺴﻢ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺍﻟﻤﺘﻐﻴﺮ ﺃﺣﺪ ﺃﻭﺻﺎﻓﻪ ‏( ﺑﻤﺎ ‏) ﺃﻱ ﺑﺸﻲﺀ ‏( ﺧﺎﻟﻄﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻄﺎﻫﺮﺍﺕ ‏) ﺗﻐﻴﺮﺍً ﻳﻤﻨﻊ ﺇﻃﻼﻕ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻋﻠﻴﻪ، ﻓﺈﻧﻪ ﻃﺎﻫﺮ ﻏﻴﺮ ﻃﻬﻮﺭ ﺣﺴﻴّﺎً ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺘﻐﻴﺮ ﺃﻭ ﺗﻘﺪﻳﺮﻳﺎً، ﻛﺄﻥ ﺍﺧﺘﻠﻂ ﺑﺎﻟﻤﺎﺀ ﻣﺎ ﻳﻮﺍﻓﻘﻪ ﻓﻲ ﺻﻔﺎﺗﻪ ﻛﻤﺎﺀ ﺍﻟﻮﺭﺩ ﺍﻟﻤﻨﻘﻄﻊ ﺍﻟﺮﺍﺋﺤﺔ، ﻭﺍﻟﻤﺎﺀ ﺍﻟﻤﺴﺘﻌﻤﻞ ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﻤﻨﻊ ﺇﻃﻼﻕ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﺄﻥ ﻛﺎﻥ ﺗﻐﻴﺮﻩ ﺑﺎﻟﻄﺎﻫﺮ ﻳﺴﻴﺮﺍً، ﺃﻭ ﺑﻤﺎ ﻳﻮﺍﻓﻖ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻓﻲ ﺻﻔﺎﺗﻪ ﻭﻗﺪﺭ ﻣﺨﺎﻟﻔﺎً، ﻭﻟﻢ ﻳﻐﻴﺮﻩ ﻓﻼ ﻳﺴﻠﺐ ﻃﻬﻮﺭﻳﺘﻪ، ﻓﻬﻮ ﻣﻄﻬﺮ ﻟﻐﻴﺮﻩ، ﻭﺍﺣﺘﺮﺯ ﺑﻘﻮﻟﻪ ﺧﺎﻟﻄﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﻄﺎﻫﺮ ﺍﻟﻤﺠﺎﻭﺭ ﻟﻪ، ﻓﺈﻧﻪ ﺑﺎﻕ ﻋﻠﻰ ﻃﻬﻮﺭﻳﺘﻪ، ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺘﻐﻴﺮ ﻛﺜﻴﺮﺍً ﻭﻛﺬﺍ ﺍﻟﻤﺘﻐﻴﺮ ﺑﻤﺨﺎﻟﻂ، ﻻ ﻳﺴﺘﻐﻨﻲ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻋﻨﻪ ﻛﻄﻴﻦ ﻭﻃﺤﻠﺐ، ﻭﻣﺎ ﻓﻲ ﻣﻘﺮﻩ ﻭﻣﻤﺮﻩ، ﻭﺍﻟﻤﺘﻐﻴﺮ ﺑﻄﻮﻝ ﺍﻟﻤﻜﺚ ﻓﺈﻧﻪ ﻃﻬﻮﺭ . ‏
Kemudian air dibagi menjadi 4 bagian: a. Air suci mensucikan yaitu air yang belum isti’mal (belum digunakan sesuci wajib) atau air mutlaq b. Air suci mensucikan tetapi makruh digunakan di badan tidak di pakaian yaitu air yang dipanaskan menggumakan wadah yang tidak terbuat dari emas atau perak. Tetapi apabila sudah dingin maka hilanglah sifat kemakruhanya, menurut imam Nawawi juga dimakruhkan menggunakan air yang sangat panas atau sangat dingin karna menjadikan tidak sempurnanya bersuci. c. Air suci tapi tidak mensucikan yaitu air musta’mal .air yang sudah digunakan untuk menghilangkan najis atau untuk bersuci.walaupun tidak berubah ukuran air tersebut. Seprti air mawar yang berbau. 

(ﻭ ‏) ﺍﻟﻘﺴﻢ ﺍﻟﺮﺍﺑﻊ ‏(ﻣﺎﺀ ﻧﺠﺲ ‏) ﺃﻱ ﻣﺘﻨﺠﺲ ﻭﻫﻮ ﻗﺴﻤﺎﻥ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﻗﻠﻴﻞ ‏( ﻭﻫﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﺣﻠﺖ ﻓﻴﻪ ﻧﺠﺎﺳﺔ ‏) ﺗﻐﻴﺮ ﺃﻡ ﻻ ‏( ﻭﻫﻮ ‏) ﺃﻱ ﻭﺍﻟﺤﺎﻝ ﺃﻧﻪ ﻣﺎﺀ ‏(ﺩﻭﻥ ﺍﻟﻘﻠﺘﻴﻦ ‏) ﻭﻳﺴﺘﺜﻨﻰ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻘﺴﻢ ﺍﻟﻤﻴﺘﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﻻ ﺩﻡ ﻟﻬﺎ ﺳﺎﺋﻞ ﻋﻨﺪ ﻗﺘﻠﻬﺎ، ﺃﻭ ﺷﻖ ﻋﻀﻮ ﻣﻨﻬﺎ ﻛﺎﻟﺬﺑﺎﺏ ﺇﻥ ﻟﻢ ﺗﻄﺮﺡ ﻓﻴﻪ، ﻭﻟﻢ ﺗﻐﻴﺮﻩ، ﻭﻛﺬﺍ ﺍﻟﻨﺠﺎﺳﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﻻ ﻳﺪﺭﻛﻬﺎ ﺍﻟﻄﺮﻑ، ﻓﻜﻞ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻻ ﻳﻨﺠﺲ ﺍﻟﻤﺎﺋﻊ ﻭﻳﺴﺘﺜﻨﻰ ﺃﻳﻀﺎً ﺻﻮﺭ ﻣﺬﻛﻮﺭﺓ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺒﺴﻮﻃﺎﺕ، ﻭﺃﺷﺎﺭ ﻟﻠﻘﺴﻢ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺴﻢ ﺍﻟﺮﺍﺑﻊ ﺑﻘﻮﻟﻪ : ‏(ﺃﻭ ﻛﺎﻥ ‏) ﻛﺜﻴﺮﺍً ‏( ﻗﻠﺘﻴﻦ ‏) ﻓﺄﻛﺜﺮ ‏( ﻓﺘﻐﻴﺮ ‏) ﻳﺴﻴﺮﺍً ﺃﻭ ﻛﺜﻴﺮﺍً . ‏( ﻭﺍﻟﻘﻠﺘﺎﻥ ﺧﻤﺴﻤﺎﺋﺔ ﺭﻃﻞ ﺑﻐﺪﺍﺩﻱ ﺗﻘﺮﻳﺒﺎً ﻓﻲ ﺍﻷﺻﺢ ‏) ﻓﻴﻬﻤﺎ ﻭﺍﻟﺮﻃﻞ ﺍﻟﺒﻐﺪﺍﺩﻱ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﻣﺎﺋﺔ ﻭﺛﻤﺎﻧﻴﺔ ﻭﻋﺸﺮﻭﻥ ﺩﺭﻫﻤﺎً ﻭﺃﺭﺑﻌﺔ ﺃﺳﺒﺎﻉ ﺩﺭﻫﻢ، ﻭﺗﺮﻙ ﺍﻟﻤﺼﻨﻒ ﻗﺴﻤﺎً ﺧﺎﻣﺴﺎً ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺍﻟﻤﻄﻬﺮ ﺍﻟﺤﺮﺍﻡ ﻛﺎﻟﻮﺿﻮﺀ ﺑﻤﺎﺀ ﻣﻐﺼﻮﺏ ﺃﻭ ﻣﺴﺒﻞ ﻟﻠﺸﺮﺏ .

 d. Air najis air yakni yang sudah terkena najis. Air najis ada dua bagian : (i) Air yang terkena najis walaupun tidak berubah yaitu air yang kurang dari dua qulah; (ii) Air yang lebih dari dua qullah tetapi berubah baik banyak maupun sedikit. Dua kolah menurut ukuran baghdat yaitu 500 kathi, sedangkan menurut imam nawawi adalah 180 dirham . menurut pengarang kitab ada air yang suci tapi haram digunakan atau diminum yaitu air yang di ghosab (air milik orang lain yang 

‏( ﻓﺼﻞ ‏) : ﻓﻲ ﺫﻛﺮ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﺍﻷﻋﻴﺎﻥ ﺍﻟﻤﺘﻨﺠﺴﺔ ﻭﻣﺎ ﻳﻄﻬﺮ ﻣﻨﻬﺎ ﺑﺎﻟﺪﺑﺎﻍ ﻭﻣﺎ ﻻ ﻳﻄﻬﺮ . ‏(ﻭﺟﻠﻮﺩ ﺍﻟﻤﻴﺘﺔ ‏) ﻛﻠﻬﺎ ‏(ﺗﻄﻬﺮ ﺑﺎﻟﺪﺑﺎﻍ ‏) ﺳﻮﺍﺀ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻣﻴﺘﺔ ﻣﺄﻛﻮﻝ ﺍﻟﻠﺤﻢ ﻭﻏﻴﺮﻩ . ﻭﻛﻴﻔﻴﺔ ﺍﻟﺪﺑﻎ ﺃﻥ ﻳﻨﺰﻉ ﻓﻀﻮﻝ ﺍﻟﺠﻠﺪ ﻣﻤﺎ ﻳﻌﻔﻨﻪ ﻣﻦ ﺩﻡ ﻭﻧﺤﻮﻩ ﺑﺸﻲﺀ ﺣﺮﻳﻒ ﻛﻌﻔﺺ، ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺤﺮﻳﻒ ﻧﺠﺴﺎً ﻛﺬﺭﻕ ﺣﻤﺎﻡ ﻛﻔﻰ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﺑﻎ ‏( ﺇﻻ ﺟﻠﺪ ﺍﻟﻜﻠﺐ ﻭﺍﻟﺨﻨﺰﻳﺮ ﻭﻣﺎ ﺗﻮﻟﺪ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺃﻭ ﻣﻦ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ‏) ﻣﻊ ﺣﻴﻮﺍﻥ ﻃﺎﻫﺮ ﻓﻼ ﻳﻄﻬﺮ ﺑﺎﻟﺪﺑﺎﻍ ‏( ﻭﻋﻈﻢ ﺍﻟﻤﻴﺘﺔ ﻭﺷﻌﺮﻫﺎ ﻧﺠﺲ ‏) ﻭﻛﺬﺍ ﺍﻟﻤﻴﺘﺔ ﺃﻳﻀﺎً ﻧﺠﺴﺔ ﻭﺃﺭﻳﺪ ﺑﻬﺎ ﺍﻟﺰﺍﺋﻠﺔ ﺍﻟﺤﻴﺎﺓ ﺑﻐﻴﺮ ﺫﻛﺎﺓ ﺷﺮﻋﻴﺔ، ﻓﻼ ﻳﺴﺘﺜﻨﻰ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﺟﻨﻴﻦ ﺍﻟﻤﺬﻛﺎﺓ ﺇﺫﺍ ﺧﺮﺝ ﻣﻦ ﺑﻄﻦ ﺃﻣﻪ ﻣﻴﺘﺎً، ﻷﻥ ﺫﻛﺎﺗﻪ ﻓﻲ ﺫﻛﺎﺓ ﺃﻣﻪ، ﻭﻛﺬﺍ ﻏﻴﺮﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺴﺘﺜﻨﻴﺎﺕ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭﺓ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺒﺴﻮﻃﺎﺕ، ﺛﻢ ﺍﺳﺘﺜﻨﻰ ﻣﻦ ﺷﻌﺮ ﺍﻟﻤﻴﺘﺔ ﻗﻮﻟﻪ ‏( ﺇﻻ ﺍﻵﺩﻣﻲّ ‏) ﺃﻱ ﻓﺈﻥ ﺷﻌﺮﻩ ﻃﺎﻫﺮ ﻛﻤﻴﺘﺘﻪ .

 Fasal) menjelaskan tentang barang-barang najis, barang-barang najis yang bisa suci dengan cara di- samak dan yang tidak bisa suci (dengan cara di- samak). Kulit Bangkai Bisa Suci dengan Disamak Kulit bangkai semuanya bisa suci dengan cara di- samak. Dalam hal itu baik bangkai binatang yang halal dimakan dan yang tidak halal dimakan. Tata Cara Menyamak Tata cara menyamak adalah menghilangkan fudlulul (hal-hal yang melekat) kulit yang bisa membuat busuk yaitu berupa darah dan sesamanya, dengan menggunakan barang yang asam / pahit seperti tanaman afshin[1]. Jika barang pahit yang digunakan itu najis seperti kotoran burung dara, maka sudah dianggap cukup dalam penyamakan. Benda yang Tidak Bisa Suci Walau Disamak Kecuali kulit bangkai anjing, babi, keturunan keduanya, atau keturunan salah satu dari keduanya hasil perkawinan dengan binatang yang suci. Maka kulit binatang-binatang ini tidak bisa suci dengan cara di- samak. Tulang dan bulunya bangkai hukumnya adalah najis. Begitu juga bangkainya itu sendiri hukumnya juga najis. Yang dikehendaki dengan bangkai adalah binatang yang mati sebab selain sembelihan secara syar’i. Kalau demikian, maka tidak perlu dikecualikan janinnya binatang yang disembelih (secara syar’i) yang keluar dari perut induknya dalam keadaan mati. Begitu juga bentuk-bentuk pengecualian lain yang dijelaskan di dalam kitab-kitab yang luas keterangannya. Kemudian mushannaif mengecuali-kan dari bulu bangkai yaitu ungkapan beliau yang berbunyi, “kecuali anak Adam.” Maksudnya, maka sesungguhnya rambut dan bulu anak Adam hukumnya suci.[ Footnote [1]Afshin; Sejenis tanaman yang berbau wangi dan rasanya pahit. 

‏( ﻓﺼﻞ ‏) : ﻓﻲ ﺑﻴﺎﻥ ﻣﺎ ﻳﺤﺮﻡ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻟﻪ ﻣﻦ ﺍﻷﻭﺍﻧﻲ ﻭﻣﺎ ﻳﺠﻮﺯ . ﻭﺑﺪﺃ ﺑﺎﻷﻭﻝ ﻓﻘﺎﻝ ‏( ﻭﻻ ﻳﺠﻮﺯ ‏) ﻓﻲ ﻏﻴﺮ ﺿﺮﻭﺭﺓ ﻟﺮﺟﻞ ﺃﻭ ﺍﻣﺮﺃﺓ ‏(ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ‏) ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ‏( ﺃﻭﺍﻧﻲ ﺍﻟﺬﻫﺐ ﻭﺍﻟﻔﻀﺔ ‏) ﻻ ﻓﻲ ﺃﻛﻞ ﻭﻻ ﻓﻲ ﺷﺮﺏ ﻭﻻ ﻏﻴﺮﻫﻤﺎ، ﻭﻛﻤﺎ ﻳﺤﺮﻡ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﻣﺎ ﺫﻛﺮ ﻳﺤﺮﻡ ﺍﺗﺨﺎﺫﻩ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﻓﻲ ﺍﻷﺻﺢ، ﻭﻳﺤﺮﻡ ﺃﻳﻀﺎً ﺍﻹﻧﺎﺀ ﺍﻟﻤﻄﻠﻲّ ﺑﺬﻫﺐ ﺃﻭ ﻓﻀﺔ ﺇﻥ ﺣﺼﻞ ﻣﻦ ﺍﻟﻄﻼﺀ ﺷﻲﺀ ﺑﻌﺮﺿﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺎﺭ . ‏( ﻭﻳﺠﻮﺯ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ‏) ﺇﻧﺎﺀ ‏( ﻏﻴﺮﻫﻤﺎ ‏) ﺃﻱ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﺬﻫﺐ ﻭﺍﻟﻔﻀﺔ ‏( ﻣﻦ ﺍﻷﻭﺍﻧﻲ ‏) ﺍﻟﻨﻔﻴﺴﺔ ﻛﺈﻧﺎﺀ ﻳﺎﻗﻮﺕ، ﻭﻳﺤﺮﻡ ﺍﻹﻧﺎﺀ ﺍﻟﻤﻀﺒﺐ ﺑﻀﺒﺔ ﻓﻀﺔ ﻛﺒﻴﺮﺓ ﻋﺮﻓﺎً ﻟﺰﻳﻨﺔ، ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﻛﺒﻴﺮﺓ ﻟﺤﺎﺟﺔ ﺟﺎﺯ ﻣﻊ ﺍﻟﻜﺮﺍﻫﺔ، ﺃﻭ ﺻﻐﻴﺮﺓ ﻋﺮﻓﺎً ﻟﺰﻳﻨﺔ ﻛﺮﻫﺖ، ﺃﻭ ﻟﺤﺎﺟﺔ ﻓﻼ ﺗﻜﺮﻩ، ﺃﻣﺎ ﺿﺒﺔ ﺍﻟﺬﻫﺐ ﻓﺘﺤﺮﻡ ﻣﻄﻠﻘﺎً ﻛﻤﺎ ﺻﺤﺤﻪ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ .

 (Fasal) menjelaskan wadah-wadah yang haram dipergunakan dan yang boleh dipergunakan. Mushannif mengawali dengan yang pertama (yang haram dipergunakan). Beliau berkata, “selain keadaan darurat, tidak diperkenankan bagi laki-laki dan perempuan untuk menggunakan sesuatu dari wadah- wadah yang terbuat dari emas dan perak. Tidak untuk makan, minum dan selain keduanya.” Sebagaimana haram menggunakan barang-barang yang telah disebutkan di atas, begitu juga haram menyimpannya tanpa digunakan menurut pendapat al ashah. Penyepuhan Dan juga haram menggunakan wadah yang disepuh dengan emas atau perak, jika ada sepuhan yang terpisah seandainya dipanggang di atas api. Wadah Selain Emas Dan Perak Diperbolehkan menggunakan wadah yang terbuat dari selain keduanya, yaitu selain emas dan perak, yaitu wadah-wadah yang indah seperti wadah yang terbuat dari yaqut. Tambalan Emas Dan Perak Haram menggunakan wadah yang ditambal dengan tambalan perak yang berukuran besar menurut ‘urf dengan tujuan berhias. Jika tambalan perak itu berukuran besar karena ada hajat, maka diperbolehkan namun makruh. Atau berukuran kecil secara ‘urf karena tujuan berhias, maka dimakruhkan. Atau karena hajat, maka tidak dimakruhkan. Adapun tambalan yang terbuat dari emas, maka hukumnya haram secara mutlak, sebagaimana yang disyahkan oleh imam an Nawawi.

 ‏( ﻓﺼﻞ ‏) : ﻓﻲ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﺁﻟﺔ ﺍﻟﺴﻮﺍﻙ .
 ﻭﻫﻮ ﻣﻦ ﺳﻨﻦ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﻭﻳﻄﻠﻖ ﺍﻟﺴﻮﺍﻙ ﺃﻳﻀﺎً ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻳﺴﺘﺎﻙ ﺑﻪ ﻣﻦ ﺃﺭﺍﻙ ﻭﻧﺤﻮﻩ . ‏(ﻭﺍﻟﺴﻮﺍﻙ ﻣﺴﺘﺤﺐ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺣﺎﻝ ‏) ﻭﻻ ﻳﻜﺮﻩ ﺗﻨﺰﻳﻬﺎً ‏( ﺇﻻ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺰﻭﺍﻝ ﻟﻠﺼﺎﺋﻢ ‏) ﻓﺮﺿﺎً ﺃﻭ ﻧﻔﻼً، ﻭﻧﺰﻭﻝ ﺍﻟﻜﺮﺍﻫﺔ ﺑﻐﺮﻭﺏ ﺍﻟﺸﻤﺲ، ﻭﺍﺧﺘﺎﺭ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﻋﺪﻡ ﺍﻟﻜﺮﺍﻫﺔ ﻣﻄﻠﻘﺎً ‏(ﻭﻫﻮ ‏) ﺃﻱ ﺍﻟﺴﻮﺍﻙ ‏( ﻓﻲ ﺛﻼﺛﺔ ﻣﻮﺍﺿﻊ ﺃﺷﺪ ﺍﺳﺘﺤﺒﺎﺑﺎً ‏) ﻣﻦ ﻏﻴﺮﻫﺎ ﺃﺣﺪﻫﺎ ‏(ﻋﻨﺪ ﺗﻐﻴﺮ ﺍﻟﻔﻢ ﻣﻦ ﺃﺯﻡ ‏) ﻗﻴﻞ ﻫﻮ ﺳﻜﻮﺕ ﻃﻮﻳﻞ . ﻭﻗﻴﻞ ﺗﺮﻙ ﺍﻷﻛﻞ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻗﺎﻝ ‏(ﻭﻏﻴﺮﻩ ‏) ﻟﻴﺸﻤﻞ ﺗﻐﻴﺮ ﺍﻟﻔﻢ ﺑﻐﻴﺮ ﺃﺯﻡ ﻛﺄﻛﻞ ﺫﻱ ﺭﻳﺢ ﻛﺮﻳﻪ ﻣﻦ ﺛﻮﻡ ﻭﺑﺼﻞ ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ . ‏(ﻭ ‏) ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ‏( ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ‏) ﺃﻱ ﺍﻻﺳﺘﻴﻘﺎﻅ ‏( ﻣﻦ ﺍﻟﻨﻮﻡ ﻭ ‏) ﺍﻟﺜﺎﻟﺚ ‏( ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺼﻼﺓ ‏) ﻓﺮﺿﺎً ﺃﻭ ﻧﻔﻼً ﻭﻳﺘﺄﻛﺪ ﺃﻳﻀﺎً ﻓﻲ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﺜﻼﺛﺔ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭﺓ ﻣﻤﺎ ﻫﻮ ﻣﺬﻛﻮﺭ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻄﻮﻻﺕ، ﻛﻘﺮﺍﺀﺓ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻭﺍﺻﻔﺮﺍﺭ ﺍﻷﺳﻨﺎﻥ، ﻭﻳﺴﻦ ﺃﻥ ﻳﻨﻮﻱ ﺑﺎﻟﺴﻮﺍﻙ ﺍﻟﺴﻨﺔ، ﻭﺃﻥ ﻳﺴﺘﺎﻙ ﺑﻴﻤﻴﻨﻪ، ﻭﻳﺒﺪﺃ ﺑﺎﻟﺠﺎﻧﺐ ﺍﻷﻳﻤﻦ ﻣﻦ ﻓﻤﻪ، ﻭﺃﻥ ﻳﻤﺮﻩ ﻋﻠﻰ ﺳﻘﻒ ﺣﻠﻘﻪ ﺇﻣﺮﺍﺭﺍً ﻟﻄﻴﻔﺎً، ﻭﻋﻠﻰ ﻛﺮﺍﺳﻲ ﺃﺿﺮﺍﺳﻪ .

 Fasal) menjelaskan tentang menggunakan alat siwak. Bersiwak termasuk salah satu kesunnahan wudu’. Siwak juga diungkapan untuk barang yang digunakan bersiwak, yaitu kayu arak dan sesamanya. Hukum Bersiwak Siwak disunnahkan pada semua keadaan. Siwak tidak dimakruhkan tanzih kecuali setelah tergelincirnya matahari bagi orang yang berpuasa, baik puasa fardlu atau sunnah. Hukum makruh tersebut menjadi hilang dengan terbenamnya matahari. Namun imam an Nawawi lebih memilih hukum tidak makruh secara mutlak. Tempat-Tempat Yang Sangat Disunnahkan Untuk Bersiwak Siwak di dalam tiga tempat hukumnya lebih disunnahkan dari pada tempat yang lain. Salah satunya adalah ketika berubahnya keadaan mulut sebab azm. Ada yang mengatakan bahwa azm adalah diam terlalu lama. Dan ada yang mengatakan azm adalah tidak makan. Mushannif mengungkapkan “wa ghairuhu” (dan sebab selain azm), tidak lain agar mencakup perubahan keadaan mulut sebab selain azm, seperti memakan barang yang berbau kurang sedap yaitu bawang merah, bawang putih dan selainnya. Yang kedua adalah saat bangun tidur. Dan yang ketiga adalah saat hendak sholat, baik sholat fardlu atau sunnah. Juga sangat dianjurkan di selain tiga tempat yang sudah dijelaskan di atas, yaitu di tempat-tempat yang disebutkan di kitab-kitab yang penjang penjelasannya, seperti saat membaca Al Qur’an dan kuningnya gigi. Saat bersiwak disunnahkan untuk niat sunnah siwakan, bersiwak dengan tangan kanan, memulai dari mulut bagian kanan, dan menjalankan siwak secara lembut ke bagian langit-langit tenggorokan dan gigi- gigi geraham.


Selanjutnya klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar